Obrolanbola.com, Jakarta — Tekanan publik menguat agar PSSI mengevaluasi masa depan Patrick Kluivert usai dua kekalahan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Empat pelatih asing dari BRI Super League masuk sorotan sebagai opsi nakhoda baru Timnas Indonesia.
Latar Belakang & Situasi Terkini
Dua hasil minor di Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia—kalah 2–3 dari Arab Saudi dan 0–1 dari Irak—membuat Timnas Indonesia gagal mengamankan jalur lolos langsung. Dalam atmosfer tekanan dan ekspektasi publik, wacana evaluasi pelatih kepala mencuat, sembari menunggu sikap resmi federasi.
Di tengah dinamika ini, sejumlah pelatih asing yang aktif di BRI Super League tampil menonjol berkat capaian kompetitif dan adaptasi kultur sepak bola Indonesia. Empat nama berikut paling sering disebut dalam diskursus publik.
Kriteria Strategis PSSI
- Visi jangka panjang: pengembangan pemain, kurikulum taktik berjenjang, dan kesinambungan antar level usia.
- Kompatibilitas kultur: komunikasi efektif, pemahaman karakter pemain lokal, dan manajemen tekanan.
- Transisi cepat: kemampuan meramu skuad dan pola main dalam waktu persiapan yang terbatas.
- Sinergi klub–federasi: koordinasi agenda FIFA Matchday, pemanggilan pemain, dan beban kompetisi.
- Otoritas teknis: keleluasaan membentuk staf dan mengimplementasikan metodologi latihan modern.
Profil 4 Kandidat
1. Bojan Hodak (Persib Bandung)

Pelatih asal Kroasia ini menegaskan reputasi puncaknya dengan membawa Persib meraih back-to-back gelar liga. Kiprahnya dicirikan oleh disiplin struktur bertahan, progresi vertikal cepat, dan pemanfaatan campuran pemain senior–muda yang seimbang.
Keunggulan Utama
- Rekam juara beruntun yang jarang terjadi di era modern Liga 1.
- Adaptasi kultur dan komunikasi yang efektif di ruang ganti.
- Stabilitas organisasi permainan pada fase tanpa bola.
Tantangan Jika Menangani Timnas
- Sinkronisasi kalender dan potensi konflik agenda klub–negara.
- Ekspektasi publik sangat tinggi terhadap kontinuitas prestasi.
2. Bernardo Tavares (Eks PSM Makassar)

Pelatih Portugal berusia produktif ini membawa PSM juara Liga 1 dan menyabet penghargaan pelatih terbaik. Pendekatannya fleksibel: agresif saat diperlukan, namun pragmatis dalam manajemen pertandingan.
Keunggulan Utama
- Portofolio juara domestik dan pengembangan pemain lokal.
- Fleksibilitas taktis menyesuaikan karakter lawan dan materi pemain.
Tantangan Jika Menangani Timnas
- Pembuktian konsistensi di platform internasional yang lebih intens.
- Penataan kembali staf dan metodologi untuk ekosistem timnas.
3. Mauricio Souza (Persija Jakarta)

Dengan latar Brasil dan pengalaman di klub besar (termasuk peran asisten di Flamengo), Souza menonjol dalam pembinaan talenta serta penguatan prinsip permainan posisional.
Keunggulan Utama
- Jejak kerja di lingkungan bertekanan tinggi dan klub besar.
- Track record mengoptimalkan pemain muda dan fase transisi.
Tantangan Jika Menangani Timnas
- Penyeragaman prinsip posisional ke skuad multi-klub dalam waktu singkat.
- Dampak ke Persija dan dinamika peralihan jabatan.
4. Jean-Paul van Gastel (PSIM Yogyakarta)

Menangani tim promosi, Van Gastel menghadirkan stabilitas performa, minim kekalahan, dan keberanian bermain proaktif. Latar Eropa—termasuk pengalaman di NAC Breda dan jejak staf pelatih klub besar—menjadi nilai tambah.
Keunggulan Utama
- Efek instan pada organisasi permainan tim promosi.
- Pengalaman Eropa yang relevan untuk standar latihan dan taktik.
Tantangan Jika Menangani Timnas
- Validasi di level nasional dengan ekspektasi publik yang masif.
- Penjembatanan kultur teknis pemain dari beragam klub.
Perbandingan Cepat
| Pelatih | Keunggulan Terkuat | Tantangan Kunci |
|---|---|---|
| Bojan Hodak | Back-to-back juara; struktur defensif solid | Agenda klub–negara; ekspektasi tinggi |
| Bernardo Tavares | Fleksibel; pengembangan pemain lokal | Konsistensi di level internasional |
| Mauricio Souza | Pengalaman klub besar; posisional play | Penyeragaman prinsip ke skuad timnas |
| Jean-Paul van Gastel | Efek instan di tim promosi | Validasi reputasi di skala nasional |
Analisis & Skenario
Kandidat terkuat saat ini: Bojan Hodak—berdasarkan indikator performa jangka pendek (gelar), konsistensi, dan adaptasi kultur. Namun Bernardo Tavares menonjol sebagai opsi high-upside bila PSSI menginginkan fleksibilitas taktik serta akselerasi integrasi pemain lokal. Mauricio Souza menghadirkan jalur modernisasi metodologi latihan, sementara Jean-Paul van Gastel memberi opsi penyegaran pola permainan dengan organisasi yang rapi.
Apapun pilihannya, governance teknis—mulai dari kurikulum latihan hingga KPI kinerja—harus tertulis dan diawasi. Tanpa itu, pergantian pelatih berisiko hanya menjadi solusi jangka pendek.
Kesimpulan
PSSI perlu menimbang kombinasi rekam jejak, kompatibilitas kultur, dan visi jangka panjang. Penunjukan lebih cepat sebelum agenda FIFA berikutnya akan memberi ruang persiapan memadai. Dukungan struktural federasi dan sinergi dengan klub menjadi prasyarat agar pelatih baru bukan sekadar pemburu hasil, melainkan arsitek proyek pembangunan Timnas Indonesia.

One thought on “Pengganti Patrick Kluivert: PSSI Awasi 4 Pelatih Asing BRI Super League — Siapa Kandidat Paling Potensial?”